Kamis, 14 April 2011

Lebih baik Kurangi Konsumsi Obat, Jika Menyusui




Menjadi tugas seorang ibu memberikan asupan air susu ibu (ASI) kepada bayinya, namun jika sang ibu masih mengkonsumsi obat lebih baik konsumsi tersebut dihentikan atau dikurangi karena berdampak bagi buah hati.
Terlalu sering mengonsumsi obat saat menyusui dapat mempengaruhi produksi ASI. Beberapa senyawa aktif obat dapat masuk ke dalam ASI dan berpengaruh pada bayi. Misalnya, obat kontrasepsi yang mengandung estrogen bisa menyebabkan penurunan produksi ASI, dan obat-obatan anti infeksi golongan sulfonamida, misalnya kotrimoksazol, bisa menyebabkan bayi kuning.
Tindakan penting ibu:
1. Konsultasi dahulu pada dokter apakah Anda memang perlu minum obat atau tidak. Sakit karena infeksi virus, misalnya, biasanya dapat diatasi dengan istirahat dan banyak mengonsumsi vitamin lewat buah-buahan.
2. Meminimalkan risiko munculnya zat aktif obat dalam ASI. Bila Anda perlu minum obat, minta obat dalam dosis serendah mungkin dan dikonsumsi dalam waktu sesingkat mungkin. Pilih juga obat yang mencantumkan “aman dikonsumsi oleh ibu hamil dan ibu menyusui”.
3. Menjadwal dengan baik waktu mengonsumsi obat, yakni segera setelah Anda selesai menyusui atau sebelum bayi tidur dalam jangka waktu lama. Jadi, kemungkinan masuknya obat itu ke dalam ASI semakin kecil.
4. Mencermati gejala-gejala yang diperlihatkan bayi. Misalnya, si kecil jadi rewel, timbul ruam atau bercak merah/biru, sakit, kejang perut/kolik, atau ada perubahan pada pola tidur dan makannya. Bila muncul salah satu gejala ini segera beritahu dokter, termasuk jenis obat yang Anda konsumsi.
5. Mempelajari cara memerah dan menyimpan ASI. Dengan demikian, bila Anda harus menjalani pengobatan yang tidak bisa dilakukan bersamaan dengan kegiatan menyusui, maka bayi tetap mendapat ASI.(ayahbunda)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar