Minggu, 01 Desember 2013

Mendikbud : Pengembangan PAUD butuh Peran Serta Swasta

JAKARTA, PAUDNI  -  Menteri Pendidikan dan Kebudayaan mengatakan pengembangan program pendidikan anak usia dini (PAUD) membutuhkan peran serta swasta. Selain itu, pemerintah juga berharap organisasi masyarakat, keagamaan, dan Tentara Nasional Indonesia membantu menyukseskan program Satu Desa Satu PAUD.
“Pengembangan PAUD butuh partisipasi perusahaan melalui program Corporate Social Responsibility (CSR),” ajak Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Prof. Dr. Mohammad Nuh, DEA pada wawancara khusus yang disiarkan sebuah televisi swasta di Jakarta, Jumat (29/11).
Berdasar data Direktorat Pembinaan PAUD, hingga pertengahan 2012 masih terdapat 25.834 desa yang belum memiliki PAUD. Sedangkan Direktorat Jenderal PAUDNI hanya mampu mengalokasikan bantuan untuk mendirikan 1.491 lembaga PAUD baru pada 2013.
Jika diasumsikan, rerata tiap tahun dialokasikan bantuan sejumlah lembaga tersebut, maka diperlukan lebih dari 15 tahun untuk seluruh desa terlayani PAUD. Oleh sebab itu, butuh peran serta perusahaan swasta, BUMN, BUMD, dan organisasi masyarakat. “PAUD adalah dasar pondasi pendidikan. Ini fundamental. Oleh sebab itu, semua unsur harus bekerja sama, pemerintah, masyarakat, dan swasta,” urai Mendikbud.
Lukman Moeslich, Manager CSR Tanoto Foundation menilai sebagian besar perusahaan telah memahami pentingnya pendidikan anak usia dini. Tanoto Foundation pun telah melaksanakan CSR PAUD di sejumlah provinsi. “Tinggal bagaimana upaya pemerintah melakukan pendekatan secara intensif kepada perusahaan-perusahaan,” ucapnya.
Pada tahun lalu, Direktorat Jenderal PAUDNI telah menyosialisasikan program PAUD kepada sekira 40 perusahaan, di Jakarta. Selain itu, Direktorat PAUD juga telah menginformasikan cara mengakses dana CSR kepada pengurus lembaga PAUD. (Yohan Rubiyantoro/HK).

(Sumber : http://www.paudni.kemdikbud.go.id/ . Dipostkan tanggal : 30 november 2013)

Ani Yudhoyono : Jangan Mengabaikan PAUD

Didampingi Mendikbud M Nuh, Ibu Ani resmi membuka Rakornas Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) 2013 di Istana Negara, Selasa (19/11) pagi. (foto: rusman/presidenri.go.id)
JAKARTA. Ibu Negara Ani Bambang Yudhoyono mengingatkan bahwa pada usia 0-6 tahun seorang anak akan mengalami periode golden age atau usia emas. Pada fase tersebut, perkembangan mental dan spiritual anak terbentuk. Oleh karena Ani Yudhoyono yang merupakan Bunda PAUD Nasional mengusulkan agar setelah program Wajib Belajar Pendidikan Dasar, Kemdikbud juga dapat mempertimbangkan wajib belajar pada Taman Kanak-kanak, yang merupakan bagian dari PAUD.
“PAUD adalah basic education yang tidak bisa diabaikan. Ini juga tanggung jawab orangtua untuk menyukseskan pendidikan anak usia dini, sesuai dengan perannya masing-masing,”  kata Ibu Negara Hj. Ani Bambang Yudhoyono pada sambutannya ketika membuka Rakornas Bunda PAUD Indonesia 2013 di Istana Negara, Selasa (19/11).
Pengalaman anak di tahun-tahun pertama akan menentukan apakah sang anak nantinya mampu menghadapi tantangan dan berhasil dalam pekerjaannya. “Pendidikan usia 0-6 tahun merupakan masa untuk menanamkan karakter pada anak. Ini lebih berharga daripada investasi apapun,” ujar Ibu Ani.
Ada lima komponen yang harus dipenuhi agar PAUD berhasil, yaitu kesehatan, gizi, perlindungan, perawatan, dan pengasuhan. Jika lima komponen tersebut terpenuhi, lanjut Ibu Negara, setiap anak Indonesia menjadi anak yang sehat, cerdas, ceria, kreatif, dan berakhlak mulia.
Sampai saat ini, jumlah anak usia dini 0-6 tahun mencapai 32,7 juta. Dari jumlah tersebut, yang telah terlayani sebanyak 12,6 juta atau sebanyak 38,57 persen. Untuk meningkatkan target Angka Partisipasi Kasar (APK) PAUD pada usia 0-6 tahun, Ibu Negara mengatakan ada tiga hal yang harus ditingkatkan.
Pertama, dengan memasukkan PAUD sebagai pendidikan pradasar, sebelum anak memasuki pendidikan dasar. Kedua, memperluas peran masyarakat dan swasta dalam penyelenggaraan PAUD. Dan ketiga, meningkatkan peran Bunda PAUD di Kabupaten dan Kota. “Bunda PAUD adalah profesi sukarela yang dilandasi rasa kasih sayang sehingga harus dapat menjadi lokomotif untuk dapat mendorong segenap elemen. (Yohan Rubiyantoro/HK/ant).

(Sumber : http://www.paudni.kemdikbud.go.id/ . Dipostkan tanggal : 19 november 2013)

Hj. Iriana Joko Widodo menjadi bunda PAUD Provinsi DKI Jakarta

Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal, dan Informal (PAUDNI) Prof. Dr. Lydia Freyani Hawadi, Psikolog berfoto bersama Bunda PAUD Provinsi DKI Jakarta, Hj. Iriani Jowo Widodo (Kerudung Ungu), dan para Bunda PAUD Kota Administrasi/Kabupaten se DKI Jakarta
JAKARTA. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menggelar acara peringatan Hari Aksara Internasional ke-48, sekaligus pengukuhan Bunda PAUD tingkat Provinsi dan Kota Administrasi/Kabupaten Se-DKI Jakarta.
Acara yang digelar di Gedung Sasono Langen Budoyo Taman Mini Indonesia Indah (TMII),  Jakarta Timur, Hari Kamis (14/11) dihadiri oleh peserta undangan dan peserta didik PAUD, Keaksaraan dan para pendidik dan kependidikan pendidikan nonformal dan informal Provinsi DKI Jakarta.
Pengukuhan serta penyematan Pin PAUD kepada Hj. Iriana Joko Widodo sebagai Bunda PAUD Provinsi DKI Jakarta oleh Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal, dan Informal, Prof. Dr. Lydia Freyani Hawadi, Psikolog berlangsung dengan lancar dan hidmat. Kemudian disusul dengan pengukuhan Bunda PAUD Kota Administrasi/Kabupaten oleh Bunda PAUD Provinsi yang didampingi oleh Dirjen PAUDNI.
Mengawali sambutannya, Dirjen PAUDNI menjelaskan betapa pentingnya keaksaraan bagi warga negara karena merupakan prasyarat agar menjadi individu pembelajar. Melalui keaksaraan dapat membuka kesempatan luas bagi individu untuk mengenal dunia sekitarnya, memahami berbagai faktor yang mempengaruhi lingkungannya, berpartisipasi aktip dalam pembangunan nasional dan kehidupan demokrasi, serta memperkuat identitas budayanya.
“Pada tahun 2013/2014 menurut World Economic Forum dalam laporan mengenai Global Competitiveness Report 2013/2014 menempatkan Indonesia sebagai negara nomor tiga dari 148 negara di dunia yang mengalami kenaikan peringkat tertinggi, yaitu naik 12 peringkat dari peringkat ke-38” urai Doktor Psikologi Universitas Indonesia yang sambut dengan gemuruh tepuk tangan hadirin yang hadir.
Tema yang di usung pada acara ini adalah bersatu mewujudkan masa depan anak yang sehat, cerdas, berkarakter, dan berbudi luhur.
“Pengukuhan Bunda PAUD ini bukanlah kegiatan seremonial semata, melainkan untuk memberikan dukungan dan mendorong semua komponen masyarakat memikul tanggung jawab terhadap masa depan Bangsa Indonesia” ujar Dirjen. (Eva Fatmawati/HK)

(Sumber : http://www.paudni.kemdikbud.go.id/. Dipostkan tanggal 15 november 2013)