Senin, 16 Mei 2011

7 Permainan dan Manfaatnya


“Main terus, kapan belajarnya?!” begitu sering teguran orangtua. Padahal anak belajar melalui kegiatan favoritnya, yaitu bermain. Diane E. Papalia (1995), seorang ahli perkembangan dalam bukunya Human Development, mengatakan bahwa anak berkembang dengan cara bermain. Dunia anak-anak adalah dunia bermain. Bahkan Rasulullah Saw sendiri menekankan pentingnya bermain bersama anak: ‘Siapa yang memiliki anak hendaklah ia bermain bersamanya’(Lentera Hati, Kisah dan Hikmah Kehidupan; M. Quraish Shihab).
Boleh-boleh saja belajar, namun untuk balita, mengapa tidak dilakukan sambil bermain. Seperti 7 permainan di bawah ini yang biasa mereka lakukan dan apa saja yang dapat mereka pelajari lewat permainan tersebut, antara lain:
Bermain peran
Bermain peran seperti main masak-masakan, sekolah-sekolahan atau main dokter-dokteran adalah permainan yang biasa dilakukan anak-anak hasil dari pengamatan mereka terhadap suatu aktivitas, pekerjaan atau peran tertentu dan mereka lakukan sesuai dengan interpretasi mereka. Kadang dalam permainan ini anak membutuhkan alat bantu, seperti boneka, tenda, kompor-komporan, berbagai jenis pakaian dan sebagainya.
Permainan sederhana ini memberi banyak manfaat, antara lain anak mengembangkan kemampuannya berfantasi, mengasah kognitif, emosi dan sosialisasinya, serta mengembangkan berbagai kemampuannya. Misalnya kemampuan sosial saat mencoba berkomunikasi pada waktu bermain, kemampuan mengolah emosi, contohnya dengan bermain dokter-dokteran anak belajar untuk ‘berdamai’ dengan peran dokter yang ia takuti sebelumnya, mengasah kreatifitas dan daya imajinasinya, misalnya dengan menggunakan benda-benda sederhana untuk bermain sesuai dengan imajinasinya, seperti menggunakan sarung untuk dijadikan tenda dan sebagainya.
Bermain musik
Jangan membayangkan bermain musik harus menggunakan alat musik yang benar. Dengan panci dan sendok kayupun anak dapat asyik memainkan musik sesuai dengan interpretasinya sendiri. Dengan bermain musik anak mengasah kemampuannya untuk mendengarkan, belajar irama atau ritme, belajar mengedalikan diri untuk menghasilkan bunyi yang keras atau lembut, mengasah kemampuan emosinya misalnya saat bergerak mengikuti irama lagu yang gembira, sedih dan sebagainya, sekaligus mengasah keluwesan geraknya.
Anda juga dapat memperhatikan minat si kecil terhadap musik lewat ketertarikan mereka melakukan permainan ini. Hal ini dapat menjadi parameter Anda dalam memasukan si kecil pada kursus musik atau tari kelak.

Bermain ‘permainan meja’

Permainan meja ada banyak macamnya dan mengandung kompetisi di dalamnya terhadap lawan bermain. Seperti contohnya permainan kartu, ular tangga, monopoli dan sebagainya. Anak yang masih balita umumnya masih agak sulit mengikuti aturan permainan. Namun anak usia 5 tahun sudah dapat mengikuti permainan yang sederhana, seperti ular tangga.
Mainan ini mengajarkan banyak hal pada si kecil, antara lain kompetisi, mengikuti aturan permainan yang cenderung lebih sulit dari permainan pada umumnya sehingga hal ini juga mengasah kemampuan kognitif anak, mengajarkan sportifitas untuk mengakui kemenangan teman bermain, juga konsistensi dalam mengikuti aturan yang telah ditetapkan.
Permainan fisik
Permainan fisik atau bisa juga dimasukkan dalam kelompok rough and tumble play merupakan permainan aktif yang biasa dilakukan di luar rumah, seperti bermain lari-larian, bergulat, berguling-guling dan sebagainya. Permainan ini sangat sesuai untuk menyeimbangkan anak dari permainan pasif, seperti video game atau menonton TV.
Untuk menghindari permainan ini menjadi negatif, orangtua perlu menetapkan aturan main, seperti ‘tidak boleh saling melukai’ atau hal-hal yang menghindarkan anak dari celaka saat bermain. Permainan ini juga memberi berbagai manfaat, antara lain baik untuk mengasah keterampilan motorik kasar anak, melepaskan emosi negatif anak, mengajarkan anak berani mengambil risiko dan sebagainya.
Permainan edukasi
Sekarang banyak sekali ditawarkan permainan edukasi, seperti puzzle, lego, balok dan sebagainya. Tentu saja permainan ini sangat banyak memberi manfaat bagi anak, dan yang paling besar sumbangannya adalah untuk mengasah kemampuan kognitif dan keterampilan motorik anak.
Namun seimbangkan agar anak terbiasa bermain dengan alat yang sudah baku seperti alat mainan edukasi dengan alat bermain yang diciptakan anak atas imajinasinya sendiri. Misalnya anak bermain dengan botol-botol plastik yang diimajinasikan menjadi pin-pin bowling dan sebagainya. Hal ini membuat anak tidak tergantung dengan mainan yang sudah ada untuk menyibukkan dirinya.

Bermain kotor-kotoran

Bermain tidak harus selalu ditempat yang bersih. Sekali-sekali ajak anak untuk bermain di tempat yang ‘kotor’ seperti bermain di lumpur, mengajak anak membersihkan mobil, bermain di sawah dan sebagainya. Tentu saja ‘kotor’ disini tidak sama dengan kotor yang dapat mengundang penyakit, seperti bermain sampah. Namun kotor yang kita yakini tidak akan membahayakan anak. Permainan ini akan merangsang imajinasi anak dan memberikan berbagai ide baginya untuk mengembangkan permainannya.
Dengan kreatifitas Anda, anak juga belajar berbagai macam percobaan, misalnya membuat perahu dari daun dan menghanyutkannya di sungai kecil, menanam padi di sawah dan melihat bagaimana hasilnya, menyirami tanaman sambil mengajarkan sedikit ilmu alam padanya dan sebagainya. Tentu semua itu akan mengasah kecerdasan si kecil, baik kecerdasan kognitif, motorik maupun kecerdasan alam.

Permainan kreatif

Berbagai bentuk permainan kreatif dapat dirancang sesuai dengan kreatifitas Anda tentunya, misalnya membentuk istana dari pasir, membuat bejana dari tanah liat, menempelkan daun-daun yang berguguran di halaman untuk membentuk kolase dan sebagainya. Anak akan belajar menciptakan sesuatu, juga mengasah kreatifitas dan imajinasinya dalam mencipta.
Kemampuannya menyelesaikan suatu karya juga akan mengasah rasa percaya diri si kecil sehingga semakin merangsangnya untuk menciptakan karya-karyanya yang lain.
Tentu masih banyak mainan dan permainan lain yang dapat Anda eksplorasi bersama si kecil untuk memaksimalkan berbagai potensi yang dimilikinya. Semakin kreatif Anda, semakin banyak potensi si kecil yang terasah secara maksimal. [esthi]
Bahan: Complete Baby and Child Care oleh Dr. Miriam Stoppard, Lentera Hati, Kisah dan Hikmah Kehidupan oleh M. Quraish Shihab dan berbagai sumber.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar