Sabtu, 13 Agustus 2011

Manfaat Tidur Untuk Bayi


SERBA-SERBI POLA TIDUR BAYI
Bagi seorang bayi, tidur tak hanya berarti istirahat, tapi juga saat istimewa untuk mengoptimalkan tumbuh kembangnya. Itulah sebabnya, banyak tidur akan membuat kondisi fisik dan emosinya lebih baik. Yuk, kenali serba-serbi tidur bayi seperti dijelaskan dr. Jo. Edy Siswanto, Sp.A., dari RSAB Harapan Kita, Jakarta.
MANFAAT TIDUR
Bagi bayi, tidur memiliki manfaat yang sangat besar untuk tumbuh kembangnya. Pertama untuk memberi kesempatan mengistirahatkan tubuh. Kedua, untuk memberi kesempatan meningkatkan proses metabolisme, yakni proses pengolahan pangan menjadi energi yang dibutuhkan. Saat tidur pertumbuhan fisik bayi akan terpacu. Dengan begitu, lama tidaknya tidur bayi berkait erat dengan pertambahan berat badan, tinggi badan, dan kesehatan fisiknya secara umum. Bayi yang tidurnya kurang biasanya pertumbuhan fisiknya tak sebagus bayi yang tidurnya cukup.
Manfaat lain dari tidur juga bisa disimak dari sebuah penelitian yang dilansir di London tahun 1998. Penelitian tersebut mengungkap bahwa bayi yang banyak tidur, perkembangan otaknya akan optimal. Mengapa demikian? Aktivitas tidur merupakan salah satu stimulus bagi proses tumbuh kembang otak. Hal ini bisa dimengerti karena 75% hormon pertumbuhan dikeluarkan saat anak tidur. Khususnya pada stage ketiga dan keempat tahapan tidur (lihat boks tahapan tidur, Red.).
Hormon pertumbuhan inilah yang bertugas merangsang pertumbuhan tulang dan jaringan. Selain itu hormon pertumbuhan juga memungkinkan tubuh memperbaiki dan memperbarui seluruh sel yang ada di tubuh, dari sel kulit, sel darah sampai sel saraf otak. Nah, proses pembaruan sel ini akan berlangsung lebih cepat kalau si bayi sering terlelap.
TAHAPAN TIDUR BAYI
Proses dari mengantuknya bayi sampai tertidur lelap dibedakan menjadi 2 fase. Fase pertama adalah tidur tenang atau non-REM (Rapid Eye Movement). Kedua adalah fase tidur aktif atau REM.
*   Tidur REM
Disebut tahap REM atau juga tahap mimpi. Umumnya, pola pernapasan dan denyut jantung si kecil tidak teratur, serta tidak terjadi pembentukan keringat. Kadang kala, ia tertidur sambil tersenyum, tertawa, atau bahkan mengigau. Kaki dan tangannya juga bisa bergerak-gerak. Meski begitu aktif, bayi akan tetap tidur lelap dan sulit dibangunkan. Tahapan REM ini diduga berperan penting dalam memulihkan pikiran, daya ingat, serta mempertahankan fungsi sel-sel otak.
Bayi mengalami tidur REM sejak berusia 6-7 bulan dalam kandungan. Bayi prematur menggunakan 80% waktu tidurnya dalam keadaan REM, sedangkan bayi yang lahir normal hanya sekitar 50%. Meski belum diketahui mengapa bayi banyak menghabiskan waktu tidurnya dalam keadaan REM, ada pendapat yang menyatakan bahwa tidur REM sangat penting bagi perkembangan bayi.
*   Tidur Non-REM
Tidur non-REM adalah tidur nyenyak (deep sleep). Pada fase ini bayi berada dalam keadaan relaks, berbaring tenang dengan detak jantung dan tarikan napas yang teratur. Pada tahapan ini, hormon-hormon pertumbuhan diproduksi untuk memulihkan tubuh, memperbaiki sel, serta membangun otot dan jaringan pendukung. Sering kali bayi berkeringat, makanya begitu bangun ia merasa segar dan bugar.
TERLALU LAMA ATAU SEBENTAR?
Lazimnya bayi tidak mengalami masalah tidur. Ia bisa dengan cepat tertidur pulas dan tidak mudah terbangun. Namun kadang ada juga yang sulit tidur dan mudah terbangun. Mengenai lamanya tidur yang ideal memang tidak bisa disamaratakan. Pada bulan-bulan pertama porsi tidur bayi bisa mencapai 16 jam per hari dan jumlah ini berangsur-angsur akan berkurang seiring dengan bertambahnya usia (lihat tabel).
Berapa lama si bayi tidur tentu harus diperhatikan sebab seperti telah dijelaskan lamanya tidur berpengaruh pada perkembangan fisik dan otaknya. Sayangnya, bayi sering kurang tidur justru akibat kesalahan orangtua yang mungkin tidak disengaja. Contohnya, karena ingin mendisiplinkan si kecil dalam hal makan/minum, orangtua membangunkannya untuk disusui. Padahal kalau bayi memang merasa lapar, meski sedang tidur ia pasti akan terbangun dengan sendirinya dan menangis. Begitupun kalau ia ingin buang air kecil atau air besar.
Yang juga perlu diketahui para orangtua, bayi tak mengenal istilah sulit tidur atau kurang tidur seperti orang dewasa karena umumnya mereka memiliki pola tidur sendiri yang berbeda dari orang dewasa. Sebaliknya, tak ada pula bayi yang kebanyakan tidur karena mereka akan langsung terbangun begitu merasa lapar, haus, dan sebagainya. Yang penting, usahakan waktu dan kualitas tidurnya cukup. Caranya? Perhatikan kenyamanan ruang tidurnya. Pastikan ventilasinya baik, pencahayaannya pas tidak kelewat terang ataupun gelap, tidak berisik, dan suhunya tidak terlalu dingin ataupun panas.
Untuk menjaga kualitas dan waktu tidur bayi, orangtua dapat membiasakan waktu tidur secara teratur. Hal pertama yang perlu dilakukan adalah mengajarinya bahwa malam hari adalah waktu tidur. Caranya, biasakan menyusui dan mengganti popok dengan penerangan redup di malam hari. Selain itu, jangan mengajaknya bermain usai mengganti popoknya yang basah. Setelah selesai, baringkan saja dan ajak ia kembali tidur.
Bayi yang selalu kurang tidur tentu akan mengalami dampak merugikan pada pertumbuhan dan perkembangannya. Pertumbuhan hormon dan sel-sel tubuhnya juga terganggu sehingga akan menurunkan daya tahan tubuhnya. Kadar sel darah putih dalam tubuh akan menurun padahal sel darah putih menentukan efektivitas sistem daya tahan tubuh. Akibatnya, si kecil jadi gampang sakit. Secara emosional, bayi yang kurang tidur biasanya juga rewel. Tentu ini akan merepotkan orangtuanya bukan
PERKIRAAN WAKTU TIDUR BAYI PER HARI
Usia
Tidur Siang (jam)
Tidur Malam (jam)
Total Wakyu (jam)
0-1 bulan
± 7,5
± 8,5
16
3 bulan
± 5
± 10
15
6 bulan
± 4,5
± 10
14,5
9 bulan
± 3
± 11
14
12 bulan
± 2,5
± 11
13,5

JANGAN SERING MEMBANGUNKAN BAYI
Membangunkan" bayi di malam hari boleh jadi merupakan aktivitas rutin yang dilakukan para ibu hingga bayinya kurang lebih berusia 12 minggu. Alasannya, memberikan ASI kepada bayi setiap dua jam sekali. Memang sebuah dilema karena di satu pihak bayi membutuhkan asupan makanan sesering mungkin, tapi di lain pihak bayi juga butuh istirahat.
Bayi yang berkali-kali bangun di malam hari memang tidak akan sakit, tapi kebiasaan ini membuatnya agak lama menemukan pola tidur yang tepat. Sementara bagi orangtua pun, seringnya bayi bangun di malam hari dapat menimbulkan stres.
Para peneliti dari University of London, seperti dilansir BBC News baru-baru ini, mempelajari 600 bayi dengan rentang usia 1-12 minggu untuk melihat faktor yang menyebabkan mereka bisa atau tidak bisa tidur sepanjang malam. Ditemukan, bayi yang disusui lebih dari 11 kali dalam tenggang waktu 24 jam selama seminggu pertama akan mengurangi waktu tidurnya hingga ia berusia 12 minggu. Artinya, sampai berusia 12 minggu, si bayi tidak menikmati tidurnya yang nyenyak sepanjang malam. Seandainya aktivitas menyusu digeser ke waktu sebelum tengah malam, bayi tentu akan tidur lebih nyenyak.
Para peneliti di bawah pimpinan Dr. Ian St James-Roberts, juga menemukan bahwa saat disusui bayi akan belajar melakukan pembedaan antara siang dan malam. Penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Archives of Diseases in Childhood ini mengungkap, pemberian susu secara sering pada minggu pertama usia bayi merupakan faktor signifikan yang menentukan pola tidur selanjutnya. Itulah mengapa para peneliti berharap studi yang disebut behavioural programme ini bisa menjadi rujukan bagi kalangan medis untuk mengatasi masalah tidur bayi.
BAYI KUNING LEBIH LAMA TIDUR?
Bayi kuning umumnya selalu mengantuk dan gampang tidur. Itu karena kadar bilirubin pada darahnya memengaruhi kerja organ tubuh, termasuk saraf otaknya. Bilirubin yang bersifat toksik ini jika tidak ditanggulangi segera bahkan dapat menyebabkan kerusakan pada sel-sel otak.
Cara sederhana mengetahui apakah bayi menderita kuning atau tidak sebetulnya tak terlampau sulit. Amati bagian putih matanya saat ia menyusu. Bila benar sakit kuning biasanya akan terlihat jelas di matanya.
Kuning pada bayi timbul karena adanya timbunan bilirubin (zat/komponen yang berasal dari pemecahan hemoglobin dalam sel darah merah) di bawah kulit. Itulah sebabnya kulit bayi terlihat kuning. Selagi masih dalam kandungan, janin membutuhkan sel darah merah dalam jumlah sangat banyak karena paru-parunya belum berfungsi. Sel darah merah inilah yang bertugas mengangkut oksigen dan nutrien dari ibu ke bayi melalui plasenta.
Namun begitu lahir, paru-parunya sudah berfungsi sehingga sel darah merah yang berfungsi sebagai sarana transportasi ini tidak dibutuhkan lagi. Sel-sel ini kemudian dihancurkan dan salah satu hasil pemecahannya adalah bilirubin. Pada bayi lahir cukup bulan, batas aman kadar bilirubinnya adalah 12,5 mg/dl. Sedangkan bayi prematur, batas amannya adalah 10 mg/dl. Jika tergolong ringan, bayi tidak memerlukan pengobatan khusus. Cukup dengan terapi sinar biru (blue light) selama di rumah sakit atau menjemurnya di bawah sinar matahari pagi bila sudah di rumah.
Yang mengkhawatirkan dan dikatakan parah bila kadar bilirubinnya lebih dari 20 mg/dl. Atau timbul tanda-tanda keracunan bilirubin, antara lain kejang. Kalau sudah seperti ini mau tidak mau harus dilakukan transfusi tukar. Tindakan ini diperlukan untuk membuang bilirubin indirek yang bersifat toksik dalam tubuh bayi. Terutama bila sudah mencapai saraf otak karena sel-sel otak yang rusak tidak dapat diperbarui atau digantikan oleh apa pun.
(Mentor Healtcare)

2 komentar:

  1. Infonya bermanfaat jadi tau manfaat tidur untuk bayi . Mau tanya tidur rem itu tidur yang seperti apa pada bayi ? Terima Kasih :)

    Mengatasi Jerawat Pada Bayi

    BalasHapus
  2. Infonya lengkap . Mengapa bayi kuning lebih banyak tidur dibanding bayi pada umumnya ? Terima kasih

    Ciri - Ciri Asma Pada Anak

    BalasHapus