Rabu, 09 November 2011

Refreshing : PROSES BELAJAR YANG MENYENANGKAN



Apakah CCCRT & BCCT?
CCCRT adalah sebuah perusahaan nirlaba yang bergerak di bidang penyediaan pelatihan dan program konsultasi untuk pendidikan anak usia dini. Falsafah dasar mereka adalah bahwa anak usia dini akan belajar dengan paling baik melalui bermain. Dan bermain di sini adalah yang dikondisikan : lingkungan yang mendukung, alat permainan yang bermakna, adanya pijakan (scaffolding) dari orang dewasa (orang tua maupun guru) dan yang paling penting adalah sesuai dengan tahap perkembangan mereka. Tahap perkembangan di sini, berbeda dengan tahap pertumbuhan (kronologis). Jadi bisa saja seorang anak berusia (kronologis) enam tahun, tapi tahap perkembangannya baru di usia empat atau bahkan dua tahun.
Perkembangan tersebut juga bisa lebih jauh diklasifikasi ke dalam beberapa domain, di mana masing masing domain bisa berkembang tidak secara bersama-sama.
Domain-domain itu adalah :
Kognisi/pemahaman (cognitive)
Afeksi
Emosi (Emotional)
Gerakan Fisik (Physical Motor)
Sosial (Social)
Besar kemungkinan terjadi, seorang anak sudah sangat matang perkembangan koginisi-nya akan tetapi sangat belum berkembang emosi maupun sosialnya. Adalah kewajiban orang tua dan guru untuk menyeimbangkannya.
Dan metode yang paling bisa mengakomodasi kebutuhan tersebut adalah metoda Sentra dan Waktu Lingkaran (BCCT). Melalui metode ini, anak belajar sesuai dengan tahap perkembangannya, sehingga anak merasa nyaman. Metode ini juga mengakomodasi system pembelajaran yang inklusif. Anak dengan kebutuhan khusus (speciall needs/disabilities) akan bisa berkembang bersama dengan anak anak ‘normal’ (typical). Bahkan riset membuktikan bahwa system inklusif ini akan memberikan ssinergi baik bagi anak tipikal maupun berkebutuhan khusus.
Sistem pembelajaran Sentra & Waktu Lingkaran menerapkan sistem pembelajaran aktif, di mana anak tidak hanya mendengarkan (seperti pada system pembelajaran klasik – direct teaching), tetapi anak belajar melalui segenap indera yang ada pada mereka : melihat, menyentuh, merasakan, mencium atau merasakan. Proses ini akan membuat anak aktif & memiliki kaitan personal dengan hal-hal yang dipelajarinya. Menurut Erick Erickson, terdapat beberapa tingkatan/jenis belajar yang akan menghasilkan tingkat pemahaman (atas informasi yang dipelajari), yakni :
Jenis Informasi yang terserap
Membaca 10%
Mendengar 20%
Melihat 30%
Melihat & Mendengar 50%
Mendiskusikan 70%
Mengajarkan/Menceritakan Kembali 95%
Selanjutnya, dengan memahami sesuatu, orang akan membangun pengetahuan mereka (construct their knowledge) dan oleh karenanya sebaiknya mereka bisa menemukan sendiri (invent by themselves). Dicontohkan, pengetahuan tentang warna hijau. Ada berbagai cara mengajarkan anak tentang warna hijau :
  1. Tunjukkan flash card berwarna hijau, dan katakan “Ini hijau” secara berulang-ulang, atau
  2. Tunjukkan gambar katak, dan minta anak untuk mewarnainya dengan warna hijau, dan jelaskan ” ini katak, berwarna hijau”, atau,
  3. Berikan dua tabung berisi cairan berwarna. Satu tabung berwarna biru, dan tabung yang lain berwarna kuning. Dan biarkan anak-anak menemukan sendiri warna hijau. Mereka akan menemukan berbagai macam warna hijau dari yang sangat terang hingga yang sangat gelap.
Dari ketiga cara tersebut, dengan cara manakah warna hijau yang akan paling diingat oleh anak? Tentu saja cara ketiga, karena mereka mengalami ‘menemukan wana hijau mereka sendiri’. Anak harus merekonstruksikan hal-hal yang dia lihat di dunia nyata (recreate things that they are seeing in the real world).
MENGAPA CARA BELAJAR HARUS MENYENANGKAN?
Metode sentra & waktu lingkaran diyakini sebagai suatu metode yangakan memberikan kesempatan bagi anak untuk menjalani proses membangun dan mencari tahu sendiri pengetahuan. Dan karena sesuai dengan tingkat perkembangan anak sebagai suatu individu, anak akan merasa nyaman, dan bebas dari rasa tertekan.
Tetapi mengapa rasa nyaman dan bebas dari rasa tertekan menjadi sangat penting dalam proses belajar seorang anak? Hal ini berhubungan dengan kondisi, fungsi, dan karakteristik otak sebagai organ pusat berpikir manusia.
Secara garis besar, otak manusia dapat dibagi menjadi 3 bagian :
  1. Batang Otak (Brain Stem)
  2. Limbik (lymbic), dan
  3. Otak besar dengan lapisan korteks (cortex)
  4. Batang Otak, adalah bagian bawah otak, tempat pertemuan dengan saraf utama tubuh, yaitu sumsusm tulang belakang. Batang otak mengontrol proses-proses dasar yang penting bagi kehidupan (SURVIVAL) seperti bernafas, denyut jantung, mencerna makanan, atau membuang kotoran. Karena eratnya hubungan dengan “penyelamatan hidup” respon yang diperintahkan oleh batang otak bila memperoleh stimulus dan diterjemahkan sebagai ancaman, maka akan ada order “to fight or to flight”
  5. Limbik, terletak di bagian tengah bawah. Limbik ini erat berkaitan dengan segala sesuatu yang berhubungan dengan hal-hal EMOTIONAL. Sering disebut juga dengan “Sea of Love” karena bagian otak ini mempelajari, mencerna dan menginterpretasikan cinta, kebaikan, compassion, apresiasi, dan juga perhatian. Yang mungkin paling berkaitan dengan topik kita kali ini adalah bahwa, Limbik ini apabila terstimulasi dengan hal-hal emosional yang positif, akan mengaktifkan tingkat berfikir yang lebih tinggi yang dilakukan oleh bagian ketiga : Korteks.
  6. Korteks, adalah bagian terbesar (otak besar) dan sering disebut sebagai thinking cap, karena tugasnya yang berhubungan dengan hal-hal yang LOGIC seperti reasoning, analisis, perencanaan, pengorganisasian, bicara, bahasa, penglihatan, pendengaran, dan juga kreativitas.
Pada saat lahir, bayi memiliki jutaan neuron dan sinapsa (synapses/pertemuan atara sel-sel syaraf/sel otak). Sinapsa ini merupakan fikstur permanen yang akan rusak/hilang bila tidak digunakan. Pengulangan atau pola-pola akan menghasilkan informasi & membangun sinapsa.
Dari sini terlihat jelas hubungan langsung antara suasana (diri & lingkungan) yang nyaman, akan membantu anak untuk belajar dengan optimal. Karena hanya pada suasana yang nyaman, limbik akan mengaktifkan korteks ke level yang lebih tinggi dan membangun sinapsa.
APA YANG TERJADI JIKA SEBALIKNYA?
Jika suasana diri & lingkungan tidak nyaman atau bahkan menekan & mengancam, batang otak yang bekerja, menterjemahkan impulse yang ada sebagai ancaman dan melakukan fight or flight! Pada kondisi ini, hormon cortisol akan diproduksi. Hormon diyakini mematikan sel-sel otak. Sebagai contoh misalnya, pada anak yang sedang tantrum, mereka tidak akan bisa mendengar/mencerna kata-kata yang kita katakan. Lebih parah lagi, pada saat tantrum, banyak sel-sel otak yang berguguran. Jadi, usahakan jangan sampai hal itu terjadi. Namun bila terjadi, usahakan berlangsung sesingkat mungkin. Yang harus kita lakukan sebaiknya tenangkan diri (terutama diri kita! Karena biasanya kita kesal & tidak sabaran pada anak yang tantrum), dan ajak anak bicara/jelaskan maksud kita, hanya setelah mereka tenang. Hal ini tidak berarti kita harus menuruti keinginan anak agar dia segera menghentikan tantrumnya! Jika hal ini terjadi, anak akan menangkap pola “O, kalau aku melakukan hal ini Ibu akan menuruti keinginanku!” Itu berarti dia akan melakukannya lagi!!
Seorang kawan menceritakan pengalamannya, bagaimana putrinya (satu di antara dua kembar yang cantik-cantik!) tantrum di Mall. Yang dia lakukan adalah dia membawa ke mobil, membiarkan dia menjadi tenang, dan mengajak berbicara setelahnya. Memang pada saat kejadian diperlukan kesabaran ekstra karena proses ini akan makan waktu & tenaga. Tapi,
“It works! Memang lama, tapi dia benar-benar tahu bahwa cara itu tidak berhasil menggoyahkan mamanya. Dia bisa menerima penjelasanku, dan kita bisa membuat komitmen & kesepakatan baru yang menyenangkan kedua belah pihak. Jadi, dia tidak pernah mengulangi lagi tantrumnya!” Paparnya.
Nah, dengan pemahaman seperti itu, apakah kita masih akan memaksakan diri mengirim anak ke sekolah yang kita yakini akan mencetak anak kita sebagai manusia unggulan tanpa memperhitungkan apakah anak kita akan nyaman belajar di sana?
 


http://paudanakceria.wordpress.com/2011/08/05/refreshing-proses-belajar-yang-menyenangkan/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar