Anak usia dini biasanya pada awal masuk sekolah akan merasa jenuh, takut, atau bahkan malas hal ini sudah menjadi salah satu keluhan umum para orang tua. Kasus yang biasa terjadi adalah anak lebih suka bermain dari pada belajar.
Kata malas kalau dijabarkan sebagai tidak mau berbuat sesuatu, segan, tak suka, tak bernafsu. Malas sekolah berarti tidak mau, enggan, tak suka, tak bernafsu untuk sekolah (Muhammad Ali, Kamus Bahasa Indonesia)
Jika anak-anak tidak suka sekolah dan lebih suka bermain, itu berarti sekolah dianggap sebagai kegiatan yang tidak menarik buat mereka, dan mungkin tanpa mereka sadari juga dianggap sebagai kegiatan yang tidak ada gunanya/untungnya karena bagi ana-anak tidak secara langsung dapat menikmati hasil belajar atau sekolah. Berbeda dengan kegiatan bermain, jelas-jelas kegiatan bermain menarik buat anak-anak, dan keuntungannya dapat mereka rasakan secara langsung (perasaan senang yang dialami ketika bermain adalah suatu keuntungan).
Penyebab Anak Malas Sekolah
- Faktor intinsik (dalam diri anak sendiri)
- Takut
- Sedang sakit
- Sedang sedih (bertengkar dengan teman sekolah, kehilangan barang kesayangan dll)
- IQ/EQ anak
-
- Faktor ekstrinsika.
- Suasana sekolah yang tidak nyaman
- Letak sekolah yang terlalu jauh
- Bermasalah di sekolah (tidak suka/phobia sekolah, sehingga apapun yang berhubungan dengan sekolah jadi enggan untuk dikerjakan).
-
Termasuk dalam hal ini adalah guru dan teman sekolah.
Mengatasi Malas Sekolah Anak
Mencari penyebab anak menjadi malas sekolah adalah langkah pertama. Saran berikutnya antara lain sbb:
- Menanamkan pengertian yang benar tentang seluk beluk sekolah pada anak sejak dini.
Terangkan dengan bahasa yang dimengerti anak. menumbuhkan inisiatif sekolah pada anak, menanamkan kesadaran serta tanggung jawab untuk sekolah pada anak merupakan hal lain yang bermanfaat jangka panjang.
- Mengantar anak sekolah, mendampingi pada awal masuk sekolah.
Mengantarkan anak pada hari pertama masuk sekolah sangatlah penting khususnya pada anak usia dini. Hal yang akan dihadapi biasanya pada anak yang penakut atau kurang percaya diri biasanya akan menangis atau mogok. Peran guru dan orang tua disini sangat besar perannya dalam meyakinkan anak untuk berani dan mandiri. Orang tua harus percaya kepada guru untuk mendidik dan memberi motivasi untuk mandiri.
- Berikan insentif jika anak ingin sekolah.Insentif yang dapat diberikan ke anak tidak selalu harus berupa materi, tapi bisa juga berupa penghargaan dan perhatian. Pujilah anak saat ia mau sekolah tanpa mesti disuruh
- Komunikasi
Hendaklah ortu membuka diri , berkomunikasi dengan anaknya guna memperoleh secara langsung informasi yang tepat mengenai dirinya.
Carilah situasi dan kondisi yang tepat untuk dapat berkomunikasi secara terbuka dengannya. Setelah itu ajaklah anak untuk mengungkapkan penyebab ia malas sekolah. Pergunakan setiap suasana yang santai seperti saat membantu ibu di dapur, berjalan-jalan atau sambil bermain, tidak harus formal yang membuat anak tidak bisa membuka permasalahan dirinya.
- Menciptakandisiplin.
Jadikan sekolah sebagai rutinitas yang pasti.
- Menegakkankedisiplinan.
Menegakkan kedisiplinan harus dilakukan bilamana anak mulai meninggalkan rutinitas yang telah disepakati. Bilamana anak melakukan pelanggaran sedapat mungkin hindari sanksi yang bersifat fisik (menjewer, menyentil, mencubit, atau memukul). gunakanlah konsekuensi-konsekuensi logis yang dapat diterima oleh akal pikiran anak.
- Menghibur dan memberikan solusi yang baik dan bijaksana pada anak dalam hal ini jika anak sakit/sedih.
Beberapa hal yang tidak kalah pentingnya dalam menyikapi anak yang sedang dilanda malas sekolah adalah
- Memilihkan sekolah yang berkualitas dan religi serta dapat dipercaya untuk mendidik dan membimbing putra putri kita.
- Memantu perkembangan anak di sekolah artinya tidak 100% tugas itu diserahkan kepada guru.
PENTINGNYA PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
Tingkat kesadaran masyarakat terhadap pemberian layanan pendidikan bagi anak sejak usia dini (0-6 tahun) masih sangat rendah. Hal itu disebabkan antara lain karena kurangnya sosialisasi kepada masyarakat tentang pentingnya pendidikan anak usia dini itu sendiri.
“Meskipun selama ini pemerintah dan masyarakat telah menyelenggarakan berbagai program layanan pendidikan bagi anak usia dini. Namun, kenyataannya hingga saat ini masih banyak anak usia dini yang belum memperoleh layanan pendidikan. Banyak anggapan sebelumnya yang mengatakan bahwa pendidikan yang tepat diberikan kepada anak asalah pada saat anak mulai masuk usia kematangan yang siap untuk bersekolah yaitu antara 5 – 7 tahun. Sedangkan yang sebenarnya adalah bahwa pendidikan bisa dimulai dari usia 0 – 6 tahun.
Disamping saat ini belum ada sistem yang bersifat holistik untuk menjamin keterpaduan dalam penanganan anak usia dini.
“Meskipun selama ini pemerintah dan masyarakat telah menyelenggarakan berbagai program layanan pendidikan bagi anak usia dini. Namun, kenyataannya hingga saat ini masih banyak anak usia dini yang belum memperoleh layanan pendidikan. Banyak anggapan sebelumnya yang mengatakan bahwa pendidikan yang tepat diberikan kepada anak asalah pada saat anak mulai masuk usia kematangan yang siap untuk bersekolah yaitu antara 5 – 7 tahun. Sedangkan yang sebenarnya adalah bahwa pendidikan bisa dimulai dari usia 0 – 6 tahun.
Disamping saat ini belum ada sistem yang bersifat holistik untuk menjamin keterpaduan dalam penanganan anak usia dini.
Masih banyaknya anak usia dini yang tidak tersentuh pendidikan apa pun juga disebabkan masih sangat terbatasnya jumlah tenaga pendidik dan kependidikan untuk mereka. Hal itu diperburuk oleh relatif rendahnya kualitas tenaga yang sudah ada.
Faktor lain adalah letak geografis yang membuat mereka sulit untuk menjangkau lokasi belajar dan yang lebih parah lagi adalah tingkat ekonomi yang menjadi penyebab utama mengapa orang tua tidak sesegera mungkin mempersiapkan anaknya untuk belajar sejak dini
Tidak ada komentar:
Posting Komentar