Pembelajaran berbasis CTL mempunyai beberapa karakter khas yang memang seharusnya ada dalam CTL. Selain itu, ada beberapa faktor penting pula yang menjadi pertimbangan dalam pembelajaran CTL. Berikut ini karakter dan faktor penting dalam CTL
Karakteristik Pembelajaran Kontekstual (CTL)
- Kerjasama antar peserta didik dan guru (cooperative)
- Saling membantu antar peserta didik dan guru (assist)
- Belajar dengan bergairah (enjoyfull learning)
- Pembelajaran terintegrasi secara kontekstual
- Menggunakan multi media dan sumber belajar
- Cara belajar siswa aktif (student active learning)
- Sharing bersama teman (take and give)
- Siswa kritis dan guru kreatif
- Dinding kelas dan lorong kelas penuh dengan karya siswa
- Laporan siswa bukan hanya buku rapor, tetapi juga hasil karya siswa, laporan hasil pratikum, karangan siswa dan sebagainya.
Faktor – faktor yang dipertimbangkan dalam Pembelajaran Kontekstual (CTL)
- Merencanakan pembelajaran sesuai dengan perkembangan mental (developmentally) peserta didik.
- Membentuk kelompok belajar yang saling bergantung (interdependent learning groups).
- Mempertimbangkan keberagaman peserta didik (disversity of students).
- Menyediakan lingkungan yang mendukung pembelajaran mandiri (self-regulated learning) dengan tiga karakteristik umumnya, yaitu kesadaran berpikir, penggunaan strategi, dan motivasi berkelanjutan.
- Memperhatikan multi-intelegensi (multiple intelli-gences).
- Menggunakan teknik bertanya (questioning) dalam rangka meningkatkan peserta didik dalam pemecahan masalah dan keterampilan berpikir tingkat tinggi.
- Mengembangkan pemikiran bahwa peserta didik akan belajar lebih bermakna jika ia diberi kesempatan untuk belajar menemukan, dan mengkonstruksi sendiri pengetahuan dan keterampilan baru (constructivism).
- Memfasilitasi kegiatan penemuan (inquiry), supaya peserta didik memperoleh pengetahuan dan keterampilan melalui penemuannya sendiri.
- Mengembangkan rasa ingin tahu (curiosity) di kalangan peserta didik melalui pengajuan pertanyaan (questioning).
- Menciptakan masyarakat belajar (learning Community) dengan membangun kerja sama di antara peserta didik.
- Memodelkan (modelling) sesuatu agar peserta didik dapat beridentifikasi dan berimitasi dalam rangka memperoleh pengetahuan dan keterampilan baru.
- Mengarahkan peserta didik untuk merefleksikan tentang apa yang sudah dipelajari.
- Menerapkan penilaian autentik (authentic assessment).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar