Terkadang kita tidak atau kurang menyadari bahwa lingkungan kita itu sangat kaya sekali akan bahan-bahan alam yang dapat kita jadikan sebagai media pembelajaran. Sehingga dalam pembelajaran sehari-hari bersama anak didik kita seharusnya tidak perlu lagi beralasan “tidak ada dana” jika sudah menyangkut penyediaan media pembelajaran.
Kita harus menyadari kalau lingkungan sangat efektif sebagai sumber dan media bermain atau belajar. Dengan sedikit kreativitas guru-guru dapat menciptakan berbagai media pembelajaran yang berasal dari alam. Dalam hal ini kita akan menggunakan tanaman sebagai media pembelajaran.
Tanaman yang seperti apa yang dapat kita gunakan sebagai media pembelajaran. Yuk kita tengok.
Sebelumnya kita harus tahu dulu tentang persyaratan sebuah media pembelajaran. Diantaranya yakni, tidak berduri, tidak tajam, tidak berbulu yang mengakibatkan gatal. Intinya tidak membahayakan anak saat digunakan.
Daun-daunan
Daun-daunan dapat digunakan antara lain untuk membuat prakarya seperti mahkota daun, misalnya. Ambil contoh daun jambu atau daun mangga atau daun nangka. Usahakan daun yang digunakan agak kaku sehingga ketika disatukan daun itu tidak akan mudah robek. Nah daun yang disatukan dengan lidi atau staples ini dapat dibuat menjadi mahkota daun yang bisa dipakai anak. Anak tentu sangat senang sekali. Apalagi kalau mahkota daun ini hasil kerja anak sendiri, sudah pasti memupuk rasa bangga dan percaya diri pada anak karena dapat menghasilkan sesuatu yang dapat dipamerkan kepada orang tuanya di rumah.
Selain dapat dibentuk menjadi prakarya, daun juga bisa digunakan untuk mengasah perkembangan kognitif anak. Caranya, gunakan daun-daun itu untuk berhitung, mengukur panjang daun, membedakan kasar dan halus, mengklasifikasi daun berdasar besar kecilnya, mengelompokkan daun berdasarkan jenisnya, warnanya, dan lain-lain.
Daun-daunan juga bisa dimanfaatkan untuk membuat karya seni. Contohnya saja dibuat mengecap. Celupkan daun pada tinta/stamp pad lalu taruh di atas kerta gambar. Jadilah cap daun. Dapat juga digunakan untuk memercik. Dapat juga digunakan untuk mengisi kolase. Namun dalam hal ini gunakanlah daun yang sudah kering, agar hasilnya awet.
Sedangkan untuk daun pisang bisa digunakan sebagai sarana/media menganyam. Tentunya anak-anak bosan juga kalau disuruh menganyam dengan media yang itu-itu saja. Sedikit variasi akan membuat anak-anak senang untuk belajar mengasah ketrampilan motorik halusnya.
Daun kelapa dapat kita sulap menjadi baling-baling. Wow, bunda, lihatlah baling-baling kelapaku bisa berputar. Tentu mereka senang sekali bukan?
Daun-daun itu bisa juga dibuat menjadi boneka lho. Ambil saja daun ketela, lalu kreasikan menjadi boneka daun. Nah boneka daun siap digunakan untuk bercerita atau bermain sandiwara boneka. Bisa juga menggunakan rumput-rumputan.
Pelepah
Pelepah pohon pisang, pelepah pinang, pelepah pepaya, semua dapat digunakan untuk membuat permainan dan berkesenian. Ambil contoh pelepah pisang, dia bisa dibuat menjadi kuda-kudaan yang dapat digunakan untuk bermain drama. Bisa juga dibuat menjadi alat musik. Dan yang paling umum pelepah pisang digunakan untuk membuat lukisan dengan mengecap. Potong pelepah pisang berbentuk serong kemudian celupkan pada tinta dan gunakan untuk mengecap pada kertas gambar. Indah sekali bukan.
Untuk pelepah pepaya juga bisa digunakan untuk mengecap. Selain itu pelepah pepaya yang berlubang bisa digunakan dalam ketrampilan meronce. Potong-potong pelepah pepaya ukuran 2 atau 3 cm. Lalu masukkan benang sebagaimana kalau kita meronce, jadi deh kalung untuk dipersembahkan pada ibu. Sudah mau hari ibu khan? Sedangkan untuk pelepah padi bisa dijadikan alat musik yang di tiup. Anak-anak desa suka sekali bermain alat musik tiup dari pelepah padi. Terutama pada saat panen raya tiba. Asyik sekali lho. Mereka bisa berlomba tiupan siapa yang paling keras bunyinya??
Sedangkan pelepah pinang dan pelepah kelapa yang berukuran besar bisa digunakan untuk menjajal kekuatan fisik dengan cara menarik teman yang duduk pada pelepah yang besar. Tapi ingat untuk bergantian menarik ya, kan capek, kasihan dong.
Biji-bijian
Yang paling umum biji-bijian digunakan untuk membuat kolase dengan menempel pada gambar kosong. Namun dapat juga di buat sebagai alat musik dengan cara memasukkan biji-bijianmarakas ke dalam botol bekas. Alat musik seperti ini biasa disebut marakas. Coba goyangkan, ada suaranya, bukan. Hias botolmu supaya lebih cantik.
Selain sebagai media kolase dan marakas, biji-bijian dapat pula digunakan sebagai sarana olahraga. Yakni dengan melempar kantong biji. Taruh biji-bijian pada kantung berbentuk kain. Ikat yang kencang supaya biji tidak berhamburan, setelah itu lambungkan kantung berisi biji dan tangkkaaap. Hebat, fisik anak-anakpun pun menjadi kuat.
Biji-bijian juga dapat digunakan dalam pengembangan kognitif seperti mengklasifikasi, mengelompokkan, menyortir, dan juga berhitung. Asyik khan bermain biji-bijian.
Buah-buahan dan umbi-umbian
Biasanya dibuat menjadi boneka-boneka lucu. Lalu minkan dalam panggung sandiwara. Nah bagi anak-anak yang kurang suka makan buah dan sayuran bisa di motivasi dengan cara ini. Bentuk boneka tergantung kreativitas masing-masing guru. Ayo berkarya.
Kita harus menyadari kalau lingkungan sangat efektif sebagai sumber dan media bermain atau belajar. Dengan sedikit kreativitas guru-guru dapat menciptakan berbagai media pembelajaran yang berasal dari alam. Dalam hal ini kita akan menggunakan tanaman sebagai media pembelajaran.
Tanaman yang seperti apa yang dapat kita gunakan sebagai media pembelajaran. Yuk kita tengok.
Sebelumnya kita harus tahu dulu tentang persyaratan sebuah media pembelajaran. Diantaranya yakni, tidak berduri, tidak tajam, tidak berbulu yang mengakibatkan gatal. Intinya tidak membahayakan anak saat digunakan.
Daun-daunan
Daun-daunan dapat digunakan antara lain untuk membuat prakarya seperti mahkota daun, misalnya. Ambil contoh daun jambu atau daun mangga atau daun nangka. Usahakan daun yang digunakan agak kaku sehingga ketika disatukan daun itu tidak akan mudah robek. Nah daun yang disatukan dengan lidi atau staples ini dapat dibuat menjadi mahkota daun yang bisa dipakai anak. Anak tentu sangat senang sekali. Apalagi kalau mahkota daun ini hasil kerja anak sendiri, sudah pasti memupuk rasa bangga dan percaya diri pada anak karena dapat menghasilkan sesuatu yang dapat dipamerkan kepada orang tuanya di rumah.
Selain dapat dibentuk menjadi prakarya, daun juga bisa digunakan untuk mengasah perkembangan kognitif anak. Caranya, gunakan daun-daun itu untuk berhitung, mengukur panjang daun, membedakan kasar dan halus, mengklasifikasi daun berdasar besar kecilnya, mengelompokkan daun berdasarkan jenisnya, warnanya, dan lain-lain.
Daun-daunan juga bisa dimanfaatkan untuk membuat karya seni. Contohnya saja dibuat mengecap. Celupkan daun pada tinta/stamp pad lalu taruh di atas kerta gambar. Jadilah cap daun. Dapat juga digunakan untuk memercik. Dapat juga digunakan untuk mengisi kolase. Namun dalam hal ini gunakanlah daun yang sudah kering, agar hasilnya awet.
Sedangkan untuk daun pisang bisa digunakan sebagai sarana/media menganyam. Tentunya anak-anak bosan juga kalau disuruh menganyam dengan media yang itu-itu saja. Sedikit variasi akan membuat anak-anak senang untuk belajar mengasah ketrampilan motorik halusnya.
Daun kelapa dapat kita sulap menjadi baling-baling. Wow, bunda, lihatlah baling-baling kelapaku bisa berputar. Tentu mereka senang sekali bukan?
Daun-daun itu bisa juga dibuat menjadi boneka lho. Ambil saja daun ketela, lalu kreasikan menjadi boneka daun. Nah boneka daun siap digunakan untuk bercerita atau bermain sandiwara boneka. Bisa juga menggunakan rumput-rumputan.
Pelepah
Pelepah pohon pisang, pelepah pinang, pelepah pepaya, semua dapat digunakan untuk membuat permainan dan berkesenian. Ambil contoh pelepah pisang, dia bisa dibuat menjadi kuda-kudaan yang dapat digunakan untuk bermain drama. Bisa juga dibuat menjadi alat musik. Dan yang paling umum pelepah pisang digunakan untuk membuat lukisan dengan mengecap. Potong pelepah pisang berbentuk serong kemudian celupkan pada tinta dan gunakan untuk mengecap pada kertas gambar. Indah sekali bukan.
Untuk pelepah pepaya juga bisa digunakan untuk mengecap. Selain itu pelepah pepaya yang berlubang bisa digunakan dalam ketrampilan meronce. Potong-potong pelepah pepaya ukuran 2 atau 3 cm. Lalu masukkan benang sebagaimana kalau kita meronce, jadi deh kalung untuk dipersembahkan pada ibu. Sudah mau hari ibu khan? Sedangkan untuk pelepah padi bisa dijadikan alat musik yang di tiup. Anak-anak desa suka sekali bermain alat musik tiup dari pelepah padi. Terutama pada saat panen raya tiba. Asyik sekali lho. Mereka bisa berlomba tiupan siapa yang paling keras bunyinya??
Sedangkan pelepah pinang dan pelepah kelapa yang berukuran besar bisa digunakan untuk menjajal kekuatan fisik dengan cara menarik teman yang duduk pada pelepah yang besar. Tapi ingat untuk bergantian menarik ya, kan capek, kasihan dong.
Biji-bijian
Yang paling umum biji-bijian digunakan untuk membuat kolase dengan menempel pada gambar kosong. Namun dapat juga di buat sebagai alat musik dengan cara memasukkan biji-bijianmarakas ke dalam botol bekas. Alat musik seperti ini biasa disebut marakas. Coba goyangkan, ada suaranya, bukan. Hias botolmu supaya lebih cantik.
Selain sebagai media kolase dan marakas, biji-bijian dapat pula digunakan sebagai sarana olahraga. Yakni dengan melempar kantong biji. Taruh biji-bijian pada kantung berbentuk kain. Ikat yang kencang supaya biji tidak berhamburan, setelah itu lambungkan kantung berisi biji dan tangkkaaap. Hebat, fisik anak-anakpun pun menjadi kuat.
Biji-bijian juga dapat digunakan dalam pengembangan kognitif seperti mengklasifikasi, mengelompokkan, menyortir, dan juga berhitung. Asyik khan bermain biji-bijian.
Buah-buahan dan umbi-umbian
Biasanya dibuat menjadi boneka-boneka lucu. Lalu minkan dalam panggung sandiwara. Nah bagi anak-anak yang kurang suka makan buah dan sayuran bisa di motivasi dengan cara ini. Bentuk boneka tergantung kreativitas masing-masing guru. Ayo berkarya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar